Minggu, 13 Januari 2013

Antara Ranukumbolo, Arcopodo, dan Mahameru yang Perkasa

sekitar ja 21/22.00 wib kami bergerak menuju ranu pane dengan menaiki mobil jip dengan harga murah sekali ( per orang RP 40.000.00) beranggotakan 8 orang. memang betul apa yang di ceritakan orang-orang semeru memang tawarkan keindahan . baeru saja q menyentuh jemari kakikya yang kokoh hati q sudah terpukau melihat keindan malam, diman bintang-bintang yang bertaburan diatas bukit-bukit kecil dan perkampungan beserta bulan tangal 12 yang sewaktu-waktu tertutup awan seperti bidadari yang malu-malu menyaksikan sang pangeran tersenyum. semua yang ada dimobil tak banyak bicara, semuanya terpukaw menyaksikan keindahan malam, hanya ucapan-ucapan pujian yang sesekali keluar dari mulut mereka. suara deruh mesin mobil jip betul-betul membangunkan seluruh binatang yang tertidur nyenyak. semuanya berlarian, ada yang melintasi jalan, berlari menuju semak-semak dan mata binatang yang berwarna merah karna tersorot lampu tembak jip mengawasi di setiap perjalanan. jalan yang berliku-liku dan bebatuan yang menjadi karpet jalan dan tebing-tebing yang menjulang tinggi sepanjang perjalanan membuat supir dan kami, lebih hati-hati memegang besi yang dibuat khusus untuk dijadikan pegangan. ketakutan akan mobil terjatuh ke jurang yang memang jalannya terjal sekali dan keindahan malam bercampur menjadi satu andrenalin tersendiri. hingga akhirnya mobil mulai mengendorkan tenaga pacunya. ternyata kami sudah tiba di ranu pane.
hanya suara jangkrik dan suara-suara binatang malam yang q dengar, sesekali suara gematar mulut yang menjadi irama malam terdengar. dingin, lapar dan lelah menjadi satu irama yang membuat otak q melakukan satu tindakan, yaitu membongkar tas, ambil makanan, memasang kompor gas kecil dan menanak air lalu membuat kopi dan susu dan menyiapkan alas tidur. sambil menunggu air medidih, q berjalan menuju rumah yang dijadikan pos satu, dimana informasi tentang pendakian terpangpang di mading yang dibungkus kaca. "pendakian hanya boleh dilakukan sampai kalimati". q terdiam dan lemas bercampur kecewa. tba-tiba terdengar suara " net airnya sudah mendidih" bang ahmad menyahut. seketika suara itu membuyarkan suasana. "iyah bang". bergegas mengambil gelas dan sendok. q tuangkan air mendidih pada gelas yang sudah terisi susu dan teh beserta gula. " mas.... teh, susu... itulah teriakan yang membuat teman-teman di perjalanan berkumpul. ada yang membawa makanan kecil, roko. mereka tawarkan pada kami. sambil menikmati panasnya susu dan teh, beberapa makanan dan rokok, kami membicarakan tentang pengalaman hidup, seperti pendakian pekerjaan dan sampai pada pembicaraan tentang pendakian hanya diperbolehkan sampai kalimati saja. Semua terdiam sejenak setelah mendengar informasi itu. salah satu dari kami menyarankan kita urus saja besok dan sekarang kita istirahat dulu. susu dan teh pun dihabiskan segera, dan kami pun bergegas tidur. suara jangkrik dan binatang lainnya menjadi irama lantunan musik tidur. membuat semua orang yang mendengarnya tertidur pulas. dari tidur lelap itu q terbangun karna suara dengkuran bang ahmad yang menggelegar memecah kesunyian dan suara malam. q pun memnutup telinga q dengan penutup kepala.
pagi tiba, q dibangunkan suara penduduk yang mengobrol dan suara teriakan anak yang enggan diperintah ibunya untuk mengambilkan air di kamar mandi umum. ternyata matahari sudah tepat satu tombak diatas kepala. q pun bergegas membenahi kompor, nesting ,gelas dan sampah-sampah bekas semalam. walaupun terik matahari menyengat kulit, tetap saja dingin menyelimuti Ranu pane, membuat orang yang berada di situ enggan melakukan aktivitas apapun. Memang cuaca dingin membuat keram otak. yang ingin dilakukan hanya tiduran dan makan saja. kuncinya adalah harus dilawan rasa malas itu. q pun menggerak-gerakan tubuh , berlari-lari kecil sambil menunggu air mendidih dan indomie matang. setelah selesai sarapan, dan membenahi alat-alat masak kedalam carier, kami berembuk kembali membicarakan pembicaraan semalam yang sempat di tunda tentang pendakian hanya di perbolehkan samapai kalimati saja. yang akhirnya kita sepakat pendakian dilanjutkan sampai puncak walaupun dengan resiko yang tinggi.
jam 09.00 am kami bergegas menuju kantor pendakian untuk mengurus registrasi pendakian. seorang penjaga pos memberikan kertas biodata untuk untuk di isi dan beberapa persyaratan-persyaratan yang lainnya. dan memberikan penegasan " pendakian hanya diperbolehkan sampai kalimati saja" kami pun menjawab menyetujuinya. setelah urusan registrasi pendakian selesai, kami berkumpul sejenak untuk berdoa, agar kami semua selamat sampai tujuan dan bisa pulang dengan selamat juga. karna resiko yang akan kami tempuh betul-betul berbahaya.
langkah demi langkah kami pacu, sejenak berhenti karna ada salah satu dari kami mengambil gambar dengan kamera cannon, lalu melanjutkan perjalanan kembali. baru saja kami menempuh jarak 800 meter, suara nafas bang ahmad mulai tidak teratur, seperti sudah berlari jarak satu kilo dengan gaya spreent saja. "Briiiiiiik" dia berteriak kencang. team pun berhenti mengambil napas dan mengumpulkan tenaga. beberapa saat kemudian perjalanan dilanjutkan. terus seperti itu, dalam jarak hanya beberapa meter bang ahmad harus berhenti. hingga akhirnya bang ahmad memutuskan team di bagi dua. " aku dan anet di belakang, dan kalian duluan saja. "ada yang beda dengan bang ahmad. masih hangat dalam ingatan q ketika kami melakukan perjalanan ke pulau sempu, yang harus menempuh jalan-jalan terjal dan bebukitan dia lewati tanpa harus istirahat. tapi entah mengapa perjalanan sekarang dia terlihat kelelahan sekali. padahal perjalanan baru saja di mulai".

Salah satu TimKopi Liar yang sejenak beristirahat di cemoro tunggal
Inilah jalur menuju summit mahameru ( dua orang terlihat sedang kelelahan ) 

Sarapan pagi di ranu Kumbolo

Mandi di ranu kubolo yang dinginnya ga kuku.....

Adem buoz... tapi segar

Mendirikan tenda di camp ke 2 kalimati

membuat api di kalimati sambil ngopi di sore hari

kalimati

breffing sebelum menuju puncak mahameru

track setelah cemoro tunggal



habis turun summit, muka jadi kaya tentara vietnam. horasssssss

blankspot arcopodo

ilmi draja

terminal malang-pasar tumpang

istirahat di  tumpang

summit..!!!

tim Kopi liar expedition semeru
langakah demi langkah kami lewati, jalan bebatuan, lumpur, pepohonan yang tumbang terkena angin kencang, yang menjadi alas dari tanah yang gembur. dalam setiyap langkah, kami berbicara tentang hakikat diri dimata Tuhan, bercerita tentang sebuah perjalanan menuju ketentraman hidup dan banyak yang lainnya. dari setiap jalan yag kami temui, tersaji keindahan yang tuhan ciptakan atas penegasan eksistensi dirinya. q lihat 2 elang yang sedang terbang bebas mengawasi mangsanya di darat dan sesekali mereka hinggap di pohon besar diantar bukit bukit yang menjulang tinggi. ada tumbuhan yang kami makan , borgenpile , asam tapi menghilangkan dahaga di tenggorokan. hingga pada akhirnya bang ahmad keram. dia berteriak, ''aduuuhhh. net tahan dulu. kaki q keram.". q pun bergegas mencari tanah yang sedikit agak lapang , yang muat untuk ukuran tubuhnya. q keluarkan tas P3K, ambil minyak tawon q balurkan pada kakinya sambil aku urut kakinya. bebarapa menit dari proses pengendoran uratnta, tiba lewat warga asing. dia bilang, " what the nice actvity" hahaaa. dia tertwa dan kami pun tertawa. terlihat dari raut wajahnya, mereka ingin sekali merebahkan tubuhnya, melepaskan lelah dan mendapatkan pijatan tangan. tapi mereka enggan untuk mengutarakannya. karna lelah bang Ahmad pun tertidur pulas. sepertinya belum puas dia dalam tidurnya, q bangunkan dia segera.kami pun melanjutkan perjalanan hingga pada akhirnya kami harus berhenti karna ada sosok pemandangan yang berbeda dengan yang sebelumnya. kami tercengang karna suasanaya betul-betul seperti dalam dunia nyata, tergambar suasanya seperti dalam mimpi. dimana kabut berjalan pelan karna angin berhembus di depan mata, pohon-pohon tua yang daunnya seperti layu padahal dia kekar menjulang tinggi ke langit. dahannya yang dihinggapi seperti tumbuhan lumut berwarna merah marus menyelimuti seluruh batangnya. dan percis pohon itu kembar sama tinggi sama warna dan sama gagahnya. hanya pujian dan takjub kami utarakan disana samapi kami terdiam harus bilang apalagi. dalam keheningan, hanya ada suara burung dan hembusan angin yang menyentuh pohon -pohon pinus hingga menjadi irama kahas seperti teompet yang di tiup menyayat - nyayat hati menjadi sebuah irama merdu. kami luput dalam keindahan pohon itu. hingga kami tersadar, perjalanan masih jauh. kami pun bergegas berdiri. lalu kami sepakat untuk memberi nama pada pohon itu. kami beri nama '' pohon arwana’’. terus kami berjalan pada keadaan harus berhenti karna beberapa meter, dan dalam keindaha itu kami memneukan sesyatu yang berbeda dari pemandangan - pemandangan yang kami lewati. dan betul ada hikmah di balik lelah Bang ahmad. kami betul betul menikmati perjalanan disetiap langkahnya dan kami mendapatkan pelajaran dari alam yang jauh dari asap kenalpot yang baunya seperti bau busuk orang- orang yang haus akan dunia.

1 komentar: