sekitar ja 21/22.00 wib kami bergerak menuju ranu pane dengan menaiki
mobil jip dengan harga murah sekali ( per orang RP 40.000.00)
beranggotakan 8 orang. memang betul apa yang di ceritakan orang-orang
semeru memang tawarkan keindahan . baeru saja q menyentuh jemari kakikya
yang kokoh hati q sudah terpukau melihat keindan malam, diman
bintang-bintang yang bertaburan diatas bukit-bukit kecil dan
perkampungan beserta bulan tangal 12 yang sewaktu-waktu tertutup awan
seperti bidadari yang malu-malu menyaksikan sang pangeran tersenyum.
semua yang ada dimobil tak banyak bicara, semuanya terpukaw menyaksikan
keindahan malam, hanya ucapan-ucapan pujian yang sesekali keluar dari
mulut mereka. suara deruh mesin mobil jip betul-betul membangunkan
seluruh binatang yang tertidur nyenyak. semuanya berlarian, ada yang
melintasi jalan, berlari menuju semak-semak dan mata binatang yang
berwarna merah karna tersorot lampu tembak jip mengawasi di setiap
perjalanan. jalan yang berliku-liku dan bebatuan yang menjadi karpet
jalan dan tebing-tebing yang menjulang tinggi sepanjang perjalanan
membuat supir dan kami, lebih hati-hati memegang besi yang dibuat khusus
untuk dijadikan pegangan. ketakutan akan mobil terjatuh ke jurang yang
memang jalannya terjal sekali dan keindahan malam bercampur menjadi satu
andrenalin tersendiri. hingga akhirnya mobil mulai mengendorkan tenaga
pacunya. ternyata kami sudah tiba di ranu pane.
hanya suara jangkrik dan suara-suara binatang malam yang q dengar,
sesekali suara gematar mulut yang menjadi irama malam terdengar. dingin,
lapar dan lelah menjadi satu irama yang membuat otak q melakukan satu
tindakan, yaitu membongkar tas, ambil makanan, memasang kompor gas kecil
dan menanak air lalu membuat kopi dan susu dan menyiapkan alas tidur.
sambil menunggu air medidih, q berjalan menuju rumah yang dijadikan pos
satu, dimana informasi tentang pendakian terpangpang di mading yang
dibungkus kaca. "
pendakian hanya boleh dilakukan sampai kalimati".
q terdiam dan lemas bercampur kecewa. tba-tiba terdengar suara " net
airnya sudah mendidih" bang ahmad menyahut. seketika suara itu
membuyarkan suasana. "iyah bang". bergegas mengambil gelas dan sendok. q
tuangkan air mendidih pada gelas yang sudah terisi susu dan teh beserta
gula. " mas.... teh, susu... itulah teriakan yang membuat teman-teman
di perjalanan berkumpul. ada yang membawa makanan kecil, roko. mereka
tawarkan pada kami. sambil menikmati panasnya susu dan teh, beberapa
makanan dan rokok, kami membicarakan tentang pengalaman hidup, seperti
pendakian pekerjaan dan sampai pada pembicaraan tentang pendakian hanya
diperbolehkan sampai kalimati saja. Semua terdiam sejenak setelah
mendengar informasi itu. salah satu dari kami menyarankan kita urus saja
besok dan sekarang kita istirahat dulu. susu dan teh pun dihabiskan
segera, dan kami pun bergegas tidur. suara jangkrik dan binatang lainnya
menjadi irama lantunan musik tidur. membuat semua orang yang
mendengarnya tertidur pulas. dari tidur lelap itu q terbangun karna
suara dengkuran bang ahmad yang menggelegar memecah kesunyian dan suara
malam. q pun memnutup telinga q dengan penutup kepala.
pagi tiba, q dibangunkan suara penduduk yang mengobrol dan suara
teriakan anak yang enggan diperintah ibunya untuk mengambilkan air di
kamar mandi umum. ternyata matahari sudah tepat satu tombak diatas
kepala. q pun bergegas membenahi kompor, nesting ,gelas dan
sampah-sampah bekas semalam. walaupun terik matahari menyengat kulit,
tetap saja dingin menyelimuti Ranu pane, membuat orang yang berada di
situ enggan melakukan aktivitas apapun. Memang cuaca dingin membuat
keram otak. yang ingin dilakukan hanya tiduran dan makan saja. kuncinya
adalah harus dilawan rasa malas itu. q pun menggerak-gerakan tubuh ,
berlari-lari kecil sambil menunggu air mendidih dan indomie matang.
setelah selesai sarapan, dan membenahi alat-alat masak kedalam carier,
kami berembuk kembali membicarakan pembicaraan semalam yang sempat di
tunda tentang pendakian hanya di perbolehkan samapai kalimati saja. yang
akhirnya kita sepakat pendakian dilanjutkan sampai puncak walaupun
dengan resiko yang tinggi.
jam 09.00 am kami bergegas menuju kantor pendakian untuk mengurus
registrasi pendakian. seorang penjaga pos memberikan kertas biodata
untuk untuk di isi dan beberapa persyaratan-persyaratan yang lainnya.
dan memberikan penegasan " pendakian hanya diperbolehkan sampai kalimati
saja" kami pun menjawab menyetujuinya. setelah urusan registrasi
pendakian selesai, kami berkumpul sejenak untuk berdoa, agar kami semua
selamat sampai tujuan dan bisa pulang dengan selamat juga. karna resiko
yang akan kami tempuh betul-betul berbahaya.
langkah demi langkah kami pacu, sejenak berhenti karna ada salah satu
dari kami mengambil gambar dengan kamera cannon, lalu melanjutkan
perjalanan kembali. baru saja kami menempuh jarak 800 meter, suara nafas
bang ahmad mulai tidak teratur, seperti sudah berlari jarak satu kilo
dengan gaya spreent saja. "Briiiiiiik" dia berteriak kencang. team pun
berhenti mengambil napas dan mengumpulkan tenaga. beberapa saat kemudian
perjalanan dilanjutkan. terus seperti itu, dalam jarak hanya beberapa
meter bang ahmad harus berhenti. hingga akhirnya bang ahmad memutuskan
team di bagi dua. " aku dan anet di belakang, dan kalian duluan saja.
"ada yang beda dengan bang ahmad. masih hangat dalam ingatan q ketika
kami melakukan perjalanan ke pulau sempu, yang harus menempuh
jalan-jalan terjal dan bebukitan dia lewati tanpa harus istirahat. tapi
entah mengapa perjalanan sekarang dia terlihat kelelahan sekali. padahal
perjalanan baru saja di mulai".
|
Salah satu TimKopi Liar yang sejenak beristirahat di cemoro tunggal |
|
Inilah jalur menuju summit mahameru ( dua orang terlihat sedang kelelahan ) |
|
Sarapan pagi di ranu Kumbolo |
|
Mandi di ranu kubolo yang dinginnya ga kuku..... |
|
Adem buoz... tapi segar |
|
Mendirikan tenda di camp ke 2 kalimati |
|
membuat api di kalimati sambil ngopi di sore hari |
|
kalimati |
|
breffing sebelum menuju puncak mahameru |
|
track setelah cemoro tunggal |
|
habis turun summit, muka jadi kaya tentara vietnam. horasssssss |
|
blankspot arcopodo |
|
ilmi draja |
|
terminal malang-pasar tumpang |
|
istirahat di tumpang |
|
summit..!!! |
|
tim Kopi liar expedition semeru |
langakah demi langkah kami lewati, jalan bebatuan, lumpur, pepohonan
yang tumbang terkena angin kencang, yang menjadi alas dari tanah yang
gembur. dalam setiyap langkah, kami berbicara tentang hakikat diri
dimata Tuhan, bercerita tentang sebuah perjalanan menuju ketentraman
hidup dan banyak yang lainnya. dari setiap jalan yag kami temui, tersaji
keindahan yang tuhan ciptakan atas penegasan eksistensi dirinya. q
lihat 2 elang yang sedang terbang bebas mengawasi mangsanya di darat dan
sesekali mereka hinggap di pohon besar diantar bukit bukit yang
menjulang tinggi. ada tumbuhan yang kami makan , borgenpile , asam tapi
menghilangkan dahaga di tenggorokan. hingga pada akhirnya bang ahmad
keram. dia berteriak, ''aduuuhhh. net tahan dulu. kaki q keram.". q pun
bergegas mencari tanah yang sedikit agak lapang , yang muat untuk ukuran
tubuhnya. q keluarkan tas P3K, ambil minyak tawon q balurkan pada
kakinya sambil aku urut kakinya. bebarapa menit dari proses pengendoran
uratnta, tiba lewat warga asing. dia bilang, " what the nice actvity"
hahaaa. dia tertwa dan kami pun tertawa. terlihat dari raut wajahnya,
mereka ingin sekali merebahkan tubuhnya, melepaskan lelah dan
mendapatkan pijatan tangan. tapi mereka enggan untuk mengutarakannya.
karna lelah bang Ahmad pun tertidur pulas. sepertinya belum puas dia
dalam tidurnya, q bangunkan dia segera.kami pun melanjutkan perjalanan
hingga pada akhirnya kami harus berhenti karna ada sosok pemandangan
yang berbeda dengan yang sebelumnya. kami tercengang karna suasanaya
betul-betul seperti dalam dunia nyata, tergambar suasanya seperti dalam
mimpi. dimana kabut berjalan pelan karna angin berhembus di depan mata,
pohon-pohon tua yang daunnya seperti layu padahal dia kekar menjulang
tinggi ke langit. dahannya yang dihinggapi seperti tumbuhan lumut
berwarna merah marus menyelimuti seluruh batangnya. dan percis pohon itu
kembar sama tinggi sama warna dan sama gagahnya. hanya pujian dan
takjub kami utarakan disana samapi kami terdiam harus bilang apalagi.
dalam keheningan, hanya ada suara burung dan hembusan angin yang
menyentuh pohon -pohon pinus hingga menjadi irama kahas seperti teompet
yang di tiup menyayat - nyayat hati menjadi sebuah irama merdu. kami
luput dalam keindahan pohon itu. hingga kami tersadar, perjalanan masih
jauh. kami pun bergegas berdiri. lalu kami sepakat untuk memberi nama
pada pohon itu. kami beri nama '' pohon arwana’’. terus kami berjalan
pada keadaan harus berhenti karna beberapa meter, dan dalam keindaha itu
kami memneukan sesyatu yang berbeda dari pemandangan - pemandangan yang
kami lewati. dan betul ada hikmah di balik lelah Bang ahmad. kami betul
betul menikmati perjalanan disetiap langkahnya dan kami mendapatkan
pelajaran dari alam yang jauh dari asap kenalpot yang baunya seperti bau
busuk orang- orang yang haus akan dunia.
miss u mahameru yang gagah...
BalasHapus