Rabu, 09 Oktober 2013

Karya Sebuah Kata (kumpulan Puisi sahabat Kopi Liar)


Ini adalah nafas diri

Ini begitu tenang, ini begitu syahdu, ini begitu riang, bukan karena suara burung tapi riak angin yang tidak terlihat, aku mengenalmu lewat semburat 1000 indra, karena desiran kabut yang kadang berteriak menemani kepakan jarum cemara, selamat pagi buana, dipunggunganmu hari ini ada banyak nafas.
Adalah perjuangan diri, sembari melangkah derapkan hati, disini adalah raga yang diam, dalam naungan angkuhmu, dan aku angkuh tanpa diam, ketika matahari putih mengkilapkan juang diri, tanpa lelah tanpa pamrih menuruti panggilan jiwa, jiwa ini begitu rumit, serumit akar yang terbakar, serumit siluet senja, serumit kicauan burung tanpa nama, tapi nafasku halus.
Nafas tenang nafas kehidupan, kamu adalah darah kami, darah langkah kami, kamu adalah lukisan angan yang abadi, karena kamu adalah syair awal, tentang kehidupan, gelisahku melihatmu tak berbaju, melihat kamu terkoyak, ribuan air mata dan ribuan kicau saja tidak terkoyak, butuh gerakan batin dan tarian jiwa, aku hanya burung pembawa jarum hijau, jarum juang yang kelat untuk merajut kembali kenangan masa lalu, aku adalah titik api, bara yang kelak berkobar untuk masa depan gersangmu.
Diri kami adalah embun yang tak kunjung hadir, walau sebentar mungkin, dalam balutan kabut pekat, dalam rencana seribu misteri, dalam kenangan yang masih abu-abu, dan dalam kepura-puraan.

Yogyakarta, oi elbarnaz 2 Mei 2013





DARAH HIJAU 

DARAH HIJAU perjuangan takan terhenti..
pejuang pejuang hijau adalah nafas dalam anggin..
tidak harus selalu dibalik mimbar..
JELAJAHLAH LANGIT...
MASUKLAH KEDALAM BUMI!!!!
sekali kali turun ke rawa-rawa.
bermain dengan salamander yang berjalan malu-malu..
sesekali turun ke sungai coklat, menyapa ikan2 bungkreng yang sedang sesak..
sesekali berguling diantara sampah yang terbawa banjir, bermain dengan belatung yang sudah tidak lagi putih..
agar mengenal semua itu, dan darah menjadi hijau.
bukan hijau warna tapi tekad..
butuh proses untuk mencintai apalagi sampai menyayangi..
kenallah dulu ingat jangan dulu bawa selogan.
apalagi selogan orang lain yang kita banggakan..
bawa diri saja dahulu..
kamu tau lingkaran laba2 pirang di papua, besar mengukir bumi, membalikan gunung.
kamu tau pisau pisau besar dikalimantan, mengerik sampai akar akar kering..
kamu tau kemanusian dan kelestrian adalah saudara!!
jangan rusak dan pisahkan mereka..
ayooo kita mulai berdiri,  
ntah mau pake kaki atau tangan, bila perlu pakai kepala.
semua pasti bisa berubah...
walau kita tau butuh waktu seribu senja warna warni untuk menuju satu titik..
yaitu titik hijau..
YOGYAKARTA, Oi Elbarnaz 26 Juli 2013




Indonesia

by. alvian fendy t

 


Tentang segala keindahan
tentang semua keberanian
Ku singgah dan berlabuh utk semua yg tlh terjadi dan akan terjadi.
Bungkuk padimu menandakan keramahan
Gembur tanahmu mengibaratkan keterbukaan
Dan jutaan air ini mengalir tanpa henti sbgai ciri indonesiaku
Sudah terbentang indah pulau mu
sudah menjulang tinggi gunungmu jg terkapar jauh pesisir pantaimu
Lalu apa lagi yang kau ragukan
Dan seketika berkumandang melewati raung petualang
Menembus ketamakan dan mengukir indah di tanah bumi pertiwi
Hujan dan limpahkan derasmu menuju celah tanah kering yang mengecoh
barangkali disana masih tersisa bangkai2 kehidupan masa lampau


#KALIMANTAN#

 Langit biruku sekarang bercampur debu Tanah yang sunyi
 yang aman berganti dengan tangisan pilu
Deru bisin mesin perusahaan gaduh merambah sanubari Permata hijauku kau gadaikan,
kau tebang dan kau rusak lagi tak tahu kapan berhenti?
Semilir sungai Barito, Kapuas dan Mahakam yang tak dapat kunikmati lagi kini!!! Kotor akan sampah, sampah kemunafikan dan penuh dengan kayu-kayu haluan keserakahan Disungai-sungai itu mengalir banyak keresehan Rintihan suara hati nurani untuk tanahku ini dan terus mencari, menjadi suatu yang pasti Dimana sang enggang, hilang terbang dan seakan malu Katanya kami adalah tesis, sintesis dan antiesis sebuah siklus kehidupan
Tatapan kosong terperanga oleh sebuah peristiwa penggundulan hutan Apakah ini sebuah jawaban ? Jawaban yang menyambutku ketika ku pulang ohh…. Berhenti untuk saling menyalahkan dan Sekarang mari kita perbaiki bersama Karena perubahan tak hanya sekedar bicara!!! Hancurkan sekat tembok itu mulailah dengan gerak baru Satu bumi, satu negeriku
Yogyakarta, Nova T. Utomo





Tidak ada komentar:

Posting Komentar