Selasa, 16 Juli 2013

GUNUNG PAPANDAYAN-GARUT


Gunung Papandayan adalah gunung api yang terletak di Kabupaten GarutJawa Barat tepatnya di Kecamatan Cisurupan. Gunung dengan ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut itu terletak sekitar 70 km sebelah tenggara Kota Bandung.
Pada Gunung Papandayan, terdapat beberapa kawah yang terkenal. Di antaranya Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk. Kawah-kawah tersebut mengeluarkan uap dari sisi dalamnya.
Topografi di dalam kawasan curam, berbukit dan bergunung serta terdapat tebing yang terjal. Menurut kalisifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk type iklim B, dengan curah hujan rata-rata 3.000 mm/thn, kelembaban udara 70 – 80 % dan temperatur 10 º C. -WIKIPEDIA-

Perjalanan kita kali ini yaitu menapaki gunung papandayan. Siang itu, tim yangberangkat menuju gunung ini berjumlah 3 orang, alvian fendy (gimbal), Syariffudin (ncap), Bagus salah satu saudara baru kita dari kalimantan yang kebetulan singgah di Kopi Liar untuk mencoba perjalanan ini.

Sekitar pukul 12.00 kita berangkat dari jalur menuju puncak, yaitu Ciawi. Dimana kepadatan mulai terasa karena memang pada saat itu weekand dan musim liburan. Rencana kita memang berangkat melalui jalur puncak bogor akan tetapi melihat situasi yang abnormal itu kita beralih haluan untuk menuju kampung rambutan dan memilih jalur bis yang masuk tol Cipularang. 
Bis Kampung rambutan-Garut

Dan akhrnya kita tiba di Kampung Rambutan, tak lama setelah mengisi perut dengan sepiring nasi untuk melakukan perjalanan panjang ini, kita naik bis. Pada saat itu ongkos bis yang kita tumpangi RP. 38.000,00 setelah kenaikan harga bbm yang melambung tinggi memaksakan juga tarif bis yang melonjak. Namun bis Kampung Rambutan-Garut cukup nyaman, dengan smoking area di dalamnya, memaksa kita untuk tetap ngebul di dalam bis meski dingin ac tetap menyala.

Garut, sebuah kota yang dingin dimana di apit banyak pegunungan, diantaranya Gunung Guntur, Cikuray dan papandayan sendiri, juga masih banyak diantara perbukitan-perbukitan hijau lainnya. Hingga tiba kita di terminal bis Garut yang malam itu terlihat sepi, sekitar pukul 20.00 wib. Langsung saja kita mencari angkutan yang menuju Kajang, salah satu kecamatan kecil yang berada di kaki gunung Papandayan. Dengan ongkos normal Rp. 10.000,00 kita bisa menuju Kajang. Namun malam itu, mungkin karena hari minggu dan sudah begitu malam, kita kena ongkos Rp. 15.000 per orang.
Angkutan menuju Kajang


Tiba di pertigaan kajang, sekitar pukul 00.000 wib, sudah terlarut malam untuk melanjutkan perjalanan, namun karena kita harus naik malam ini, akhrinya kita naik ke atas. dari sini menuju basecamp pendakian Gunung papandayan harus masih menyewa pick up, yang biasanya satu orang RP. 15.000 untuk sampai ke atas, namun karena kita bertiga mau tidak mau haru membayar ongkos  rombongan, yaitu Rp.100.000 satu mobil. Standar sih, daripada kita harus jalan melewati perkampungan dan hutan belantara. 
Pick up menuju basecamp

Akhrinya kita tiba di basecamp papadayan pukul 01.00 wib, dengan dingin juga jutaan bintang menjadi penuntun langkah awal kita menapaki gunung yang indah ini. Setelah membuat mie setelah menahan lapar yang berkepanjangan. Dan kita menapaki malam di Gunung Papandayan. untuk biaya masuk gunung ini kita dikenakan Rp. 2000 sebelum masuk kawasan. Cukup murah bukan, untuk menikmati pemandangan yang sunggu indah.
setelah melewati kawah Gn. Papandayan

Santai


Sekitar berjalan 20menit bau menyengat belerang sudah menusuk hidung, itu pertanda kita sudah memasuki bibir kawah. Jutaan bintang juga tak luput dari mata memandang. Dan masih kita melangkah melewati kawah menuju perbukitan yang jalannya sedikit menanjak. Hingga setelah berjalan 2 jam kita tiba di taman seladah, tempat dimana nantinya kita mendirikan tenda. perjalanan yang santai, mata yang ngantuk dan lemasnya badan setelah mengarungi perjalanan menggunakan bis, memaksa kita segera memasang tenda dan bermalam disini. 

Pagi harinya, semburat sinar fajarnya membangunkanku melalui mimpi indah di dingin pagi. Di hadapan sudah terlihat asap kawah yang mengepul, juga tawa canda para pendaki lain yang bermalam disini. Tak lupa menyiapkan kopi hitam untuk menemani kita di pagi yang cerah ini.
Pagi hari

pemandangan pagi

Jangan lupa Kopi nya

Cooking

Sarapan pagi ini juga siap untuk di santap, Sop, telur ceplok, dan kentang balado siap untuk mengisi perut yang lapar. Setelah habis menyantap menu yang tersedia, kita akhrnya menuju Tegal alun, yang ribuan padang edelweisnya menunggu kita di ketinggian sana. Sebuah padang edelweis yang bermekaran, menambah semangat langkah ini menanjaki tebing tiap tebing yang curam. Hingga pada akhirnya bendera KOPILIAR berkibar melihat dari tingginya cakrawala biru.
Padang Edelweis

Edelweis 
Dan  tak lama kita menuju ke hutan mati, sebuah hutan yang terkena erupsi hingga mengakibatkan pohon pohon disana mati. hanya batang pohon tanpa daun hijau yang tersisa, sungguh eksotis alam yang luar biasa. Berada di bawah tegal alun, dan kita turun kembali melewati tebing untuk menuju hutan mati.
menuju hutan mati

bendera kebangsaan kopiliar

hutan mati I

hutan mati II
Setelah puas menikmati panorama hutan mati yang memang menawarkan berjuta keindahannya, akhirnya kita turun untuk bersiap packing dan turun menuju basecamp bawah papandayan. Perjalanan singkat ini, sungguh berkesan

Untuk Tuhan kita Komunitas Kopi Liar Saudara Kopi Liar di segala sudut belantara Indonesia, semua ini hanya untuk kita kamu dan mereka yang menganggumi dan senantiasa menjaga yang telah tercipta.
Terima kasih Papandayan, yang memberi keindahan warna baru dari setiap langkah ini menapak
kounitas kopi liar indonesia

weareyou

melewati sungai papandayan


basecamp papandayan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar