Senin, 14 Januari 2013

Jangan Marah Dan Amarah Bumiku

Mentari pagi telah bersinar menepati janji
Didalam pagi tersembul kegelisan
Bilamana Bumi tak lagi dapat dipijak
Bilamana Laut tak dapat menampung air
Bilamana Gunung tak dapat berdiri tegak

panas tak terbantahkan
dingin tak terelakkan
hutan hutanku kini berganti gedung pencakar langit
derap suara langkah berganti deru mesin kendaraan
semuanya telah menjadi amarah dan marah

mungkinkah matahari marah
dan bumi memendam amarah
cuaca telah bermuka dua dan mengkhianati, mungkinkah
dingin angin bercampur aduk dengan polusi

apakah kini engkau benar benar sudah rusak
tolong jangan seperi itu
aku hanya mau menitipkan generasiku
dan aku berjanji akan selalu mengatakan
jagalah bumi ini nak, tanpa alasan dengan modern.






Pecinta Kopi Berjiwa Petualang

Pencinta Kopi Berjiwa Petualang

Adakah hubungannya antara kopi dan kegemaran naik gunung? Kalau ditanyakan kepada Komunitas Kopi Liar, jawabnya jelas ada. Inilah para pencinta alam yang disatukan karena hobi yang sama, gemar minum kopi.
Adakah hubungannya antara kopi dan kegemaran naik gunung? Kalau ditanyakan kepada Komunitas Kopi Liar, jawabnya jelas ada. Inilah para pencinta alam yang disatukan karena hobi yang sama, gemar minum kopi.

Kopi Liar lahir dari 4 anak muda yang sama-sama tengah berpetualang ke Gunung Salak pada 2010. Mereka, yaitu Oi Elbarnaz dan Ilmi D’raja asal Bogor, Cak Ahmad dari Surabaya, dan Nawa asal Banten. Di sini mereka menyadari, hobi minum kopi ternyata bisa menyatukan mereka dalam kebersamaan. “Bukan hanya mempererat kita dengan sesama manusia, tapi juga dengan alam,” tandas Oi Elbarnaz. Kata “Liar” sendiri bagi mereka bisa bermakna ganda.

Selain karena menyukai alam, kata ini bisa berarti sifat dasar manusia, yaitu sifat liar yang harus dibendung dan dihilangkan, dengan cara mengenal keliaran alam itu sendiri. “Agar kita lebih mawas diri dan mengenal alam ciptaan Tuhan,” tambahnya. Kecintaan terhadap alam mereka buktikan dengan kegiatan yang kerap dilakukan, seperti penghijauan dengan penanaman bibit-bibit pohon dan pembersihan sampah. Sambil mendaki, mereka melakukan penghijauan untuk mencegah erosi.

Gunung-gunung yang sudah mereka daki, yaitu Gunung Rinjani, Semeru, Sumbing, Merapi, Salak, Lawu, Sindoro, Gede Pangrango, Argopuro, Sempu, Bromo, dan Kawah Ijen. Sisi pantai yang rawan abrasi juga tak luput dari sentuhan penghijauan Kopi Liar, seperti di jalur Pantai Selatan Yogyakarta, Ujung Kulon, dan Ujung Genteng.

Bukan hanya saat berpetualang saja mereka peduli terhadap lingkungan, Kopi Liar juga sering mengadakan sosialisasi mengenai kepedulian lingkungan. “Kami suka memberikan edukasi kepada masyarakat pesisir dan perbukitan untuk sama-sama menjaga lingkungan. Kami memberi informasi mengenai tata cara pemilahan dan pengolahan sampah sehingga menjadi barang yang bernilai ekonomis,” ujar Oi.

Saat sedang kumpul dan tidak ada jadwal pendakian dan sosialisasi, mereka berkumpul setiap minggunya sambil minum kopi. Pertemuan kadang juga mengajak komunitas lain. Yang seru, saat seluruh anggota Kopi Liar se-Indonesia yang berjumlah 220 orang bertemu, mereka asyik ngobrol soal kelebihan dan perbedaan cita rasa kopi dari masing-masing daerah, tata cara pembuatannya, dan penyajian kopi.

“Anggota kami banyak tersebar di Yogyakarta, Surabaya, dan Bogor,” imbuh Oi. Yang kental dari komunitas yang bermarkas di Yogyakarta ini adalah kegemaran mereka ngopi sambil lesehan. “Bisa menimbulkan inspirasi,” tutupnya. ananda nararya


http://www.seputar-indonesia.com/news/pencinta-kopi-berjiwa-petualang

Minggu, 13 Januari 2013

Komunitas Kopi Liar Kombinasikan Aksi Teatrikal, Puisi dan Bagi-Bagi Pohon untuk Hari Bumi



Kontributor: Arwin
Jogjanews.com - Membicarakan Go Green pastinya tidak lepas dari global warming, climate change, carbon emission. Ini bukan sekedar tawaran atau wacana melainkan berhubungan langsung dengan kehidupan di bumi yang pastinya berjalan terus.

Berangkat dari inilah Komunitas Kopi Liar Yogyakarta, mengadakan serangkaian acara dalam rangka memperingati Hari Bumi dengan tema “Lestarikan Bumi Kita” yang dilaksanakan pada Sabtu ( 21/4). Bentuk kegiatan yang dilakukan berupa aksi longmarch yang dilakukan dari Taman Parkir Abu Bakar Ali menuju Nol KM, aksi bersih disepanjang jalan Malioboro, aksi teatrikal dan pembacaan puisi, dan pembagian bibit pohon.

Alviant selaku koordinator acara kepada JogjaNews, mengatakan bahwa teknologi dari zaman ke zaman semakin mutakhir dengan menciptakan alat-alat  yang semakin canggih, baik dari makanan maupun produk-produk instan.

Hal itu memiliki efek kepada bumi yang tidak menentu sehingga mengganggu keseimbangan dan ekosistem bumi yang berakibat terjadi pemanasan global Sayangnya realitas seruan go green hanya menjadi gaya hidup atau budaya mengekor.

Untuk itulah Komunitas Kopi Liar Yogyakarta memberikan aksi nyata kepada masyarakat di Jogja dengan membuka kesadaran diri tentang merawat bumi dari hal yang paling terkecil.

"Komunitas Kopi Liar ingin membangkitkan rasa cinta untuk merawat lingkungan disekitar kita, sehingga seruan go green dan stop global warming bukan saja tren melainkan harus dilakukan dengan hal nyata yaitu merawat lingkungan ini," ujar Alviant di sela acara aksi pembagian pohon.

Kegiatan yang dilakukan oleh Komunitas Kopi Liar ini salah satu perwujudan dan keinginan dari setiap individu untuk bersama-sama merawat lingkungan dari hal kecil sebagai wujud kecintaan terhadap kelestarian alam dan lingkungan. Dalam aksi pemberian bibit pohon di sepanjang Jalan Malioboro diberikan kepada warga yang melintasi Nol KM untuk membawa satu pohon yang dapat ditanam dan dapat menghasilkan.

"Komunitas Kopi Liar sengaja mengajak kepada seleuruh masyarakat untuk sadar, bahwa kita harus mencintai bumi ini. Caranya kita sadar dengan lingkungan kita, anak-anak diberi pengertian sejak dini agar nantinya tetap menjaga dan melestarikan bumi ini," ujar Yono salah satu peserta aksi teatrikal.

http://jogjanews.com/komunitas-kopi-liar-kombinasikan-aksi-teatrikal-puisi-dan-bagi-bagi-pohon-untuk-hari-bumi

"Back To Rinjani"

"Back To Rinjani"
Duration : 43:31
Film by Komunitas Kopi Liar
Director Alvian Fendy T

"Sebuah Perjalanan spiritual yang menegangkan, antara jiwa, batin dan semangat juga persahabatan yan sampai kini menjadi kiblat dasar setiap soul dalam pncarian jati diri seorang pendaki."
Film yang berdurasi 45 menit ini menuai kisah ke elokan Gunung Rinjani. Gunung ini memiliki ketinggian 3726mdpl, berada di Nusa Tenggara Barat.
Perjalanan dari sembalun dan turun melalui jalur Senaru menjadi saksi Bisu betapa Indahnya Perjalanan mereka. Pesona akan Segara anak, plawangan hingga mereka harus bertempur melawan Bukit Penyesalan.
Dalam film ini juga banyak menampilkan panorama yang apik di Gunung Rinjani.

Silahkan Menyaksikan betapa Indahnya Tuhan menciptakan Indonesia dan se isinya di Bumi Pertiwi ini.

##
"Back To Rinjani"
Duration : 43:31
Film by Komunitas Kopi Liar
Director Alvian Fendy T

"An exciting spiritual journey, the soul, the mind and the spirit of friendship also yan until now a mecca for every soul in pncarian basic identity of a climber."
The film is 45 minutes to reap the story elokan Mount Rinjani. This mountain has a height 3726mdpl, located in West Nusa Tenggara.
Travelling from Sembalun and down through the Senaru a mute witness how their Beautiful Journey. Segara Anak, Plawangan Sembalun until they should fight against the Bukit Penyiksaan
In this film too much to ask a slick panorama of Mount Rinjani.


Untuk melihat film bisa klik link di bawah ini
http://www.youtube.com/watch?v=AOhZkIvg-tk

Hormati Alam agar Lestari Dua Aksi di Peringatan Hari Bumi



Hormati Alam agar Lestari Monday, 25 April 2011 11:13

Hormati Alam agar Lestari
Dua Aksi di Peringatan Hari Bumi
JOGJA -
Hari Bumi yang jatuh pada 22 April lalu, masih diperingati sejumlah elemen masyarakat di Jogja. Sepanjang hari kemarin (24/4) misalnya, ada dua elemen masyarakat yang memperingati Hari Bumi. Aksi pertama dilakukan mahasiswa UGM yang menggelar karnaval di sepanjang Jalan Malioboro. Dengan memakai pakaian unit dan membawa maket buatan sendiri, mereka mengajak masyarakat peduli terhadap lingkungan. ’’Di Hari Bumi ini, kami mengajak seluruh masyarakat peduli terhadap lingkungan. Baik dengan menanam pohon, menjaga lingkungan dari sampah, dan tindakan lain yang bisa mengurangi kerusakan alam,’’ ujar koordinator acara Chandra Nur Triwiyanto di sela aksi.
Aksi yang dimulai sejak pagi hari itu  juga mengkritik sikap pemerintah daerah yang belum tampak menelurkan kebijakan prolingkungan. ’’Kami melihat pemerintah belum begitu berpihak kepada kondisi lingkungan,’’ imbuhnya.
Gabungan mahasiswa dari Fakultas Kehutanan, Geografi, Farmasi, Kedokteran Gigi, Ekonomi Bisnis, Biologi, MIPA, serta peternakan dan kedokteran hewan itu mengajak pengunjung Malioboro untuk sadar lingkungan.
Saat berkampanye, mereka mengangkat tema ’’Eksotika 1001 Budaya untuk Negeri Ngayogyakarta’’. Tema ini dianggap sangat tepat, melihat banyaknya budaya nenek moyang dalam mempertahankan kelestarian lingkungan. ’’Kami ingin kearifan lokal Jogja, seperti sikap terus menghormati alam terus dipertahankan agar kondisi lingkungan tetap lestari,’’ tuturnya.
Bukan hanya orasi, gabungan mahasiswa itu juga melakukan pertunjukan dengan ornamen menarik pengguna jalan. Mereka membawa sepeda dari bambu buatan Fakultas Kehutanan UGM, gerobak sampah berisi tanaman hidup, dan poster yang bertuliskan ajakan mencintai lingkungan.
Sampai di Alun-Alun Utara, mereka menampilkan aneka kesenian seperti teater dan musik angklung. Masing-masing fakultas juga diberi kesempatan menyampaikan orasi mengenai lingkungan hidup.
Selain mahasiswa UGM, sore hari komunitas yang menamakan diri Kopi Liar menggelar aksi dengan puisi, monolog, pantomim, dan pembagian bibit pohon. Aksi kaum muda peduli lingkungan ini dilakukan di depan Gedung Agung Jogjakarta atau titik nol kilometer.
’’Bumi sekarang panas, teknologi telah membuat bumi menjadi tak bersahabat,’’ teriak, salah seorang orator saat membacakan puisinya.
Selain puisi, pantomim yang menceritakan sakitnya bumi menghadapi ancaman global warming juga mewarnai aksi. Ini membuat pengguna jalan di perempatan kantor pos besar banyak yang menikmati aksi mereka.
Ahmad Said Rofii, koordinator aksi menjelaskan, pihaknya dalam aksi ini juga turut mengajak seluruh masyarakat di Jogja menjaga lingkungan. Dalam aksi ini, pihaknya sengaja memilih tema ’’Selamatkan Bumi Kita’’.
’’Untuk bisa mencegah ancaman global warming yang kian dekat, kami simbolkan dengan pembagian bibit pohon. Sebab pohon merupakan alat utama untuk mencegah terjadinya ancaman global warming,’’ ujarnya. (eri.Radar jogja.co.id)





Long march dan Pameran Photo di sepanjang Jalan Malioboro Yogyakarta

Pejuang Hijau Kopi Liar


teatrikal


pembagian bibit pohon

Photo Landscape oleh Alvian Fendy T

Photo-Photo Alam oleh Alvian Fendy Triastanto

"Ranu Kumbolo"
Kamera Cannon 550D
f 5.5 S/200 iso 100
Photografer by Alvian Fendy Triastanto(Gimbal Tersenyum)

"Angkuh"
Gunung Merbabu diambil dari puncak Gunung Sumbing. Lensa 70-300-Kamera Cannon 550D
Photografer by Alvian Fendy Triastanto(Gimbal Tersenyum)

"Alone"
Cagar Alam Pangandaran
Kamera Cannon 1000D
Photografer by Alvian Fendy Triastanto(Gimbal Tersenyum)



"Green Canyon #1"
Kamera Cannon 1000D
Photografer by Alvian Fendy Triastanto(Gimbal Tersenyum)

Green Canyon #2
OlahDigital/ Kamera Cannon 1000D
Photografer by Alvian Fendy Triastanto(Gimbal Tersenyum)

Green Canyon #3
Photografer by Alvian Fendy Triastanto(Gimbal Tersenyum)

Green Canyon #4
Photografer by Alvian Fendy Triastanto(Gimbal Tersenyum)

"Kabut Ranu Kumbolo"
Photografer by Alvian Fendy Triastanto(Gimbal Tersenyum)


Photografer by Alvian Fendy Triastanto(Gimbal Tersenyum)

Photografer by Alvian Fendy Triastanto(Gimbal Tersenyum)

Melihat ujung jogja yang menawan, secangkir kopi sore itu menemani saya dalam pengambilan gambar ini. Tak luput dari pandangan jogja yang bercerita seni dan budaya, jogja juga mempunyai sejuta panorama yang indah.Secangkir kopi berjuta imajinasi.
Photografer by Alvian Fendy Triastanto(Gimbal Tersenyum)

Photografer by Alvian Fendy Triastanto(Gimbal Tersenyum)

Photografer by Alvian Fendy Triastanto(Gimbal Tersenyum)

Photografer by Alvian Fendy Triastanto(Gimbal Tersenyum)

Photografer by Alvian Fendy Triastanto(Gimbal Tersenyum)

Photografer by Alvian Fendy Triastanto(Gimbal Tersenyum)

"sisa sia"
Kebakarang gunung sumbing pertengahan tahun 2011 kemarin menyisakan banyak cerita, diantaranya tentang sebuah harapan ekosistem gunung yang berkamuflase menjadi sebatang dahan dan batang yang reot. Namun di balik itu semua mengandung makna dan menyisakan cerita. Dan saya mencoba menarik sebuah cerita ini dengan sebuah gambar. (gimbalTersenyum)
Photografer by Alvian Fendy Triastanto(Gimbal Tersenyum)

Photografer by Alvian Fendy Triastanto(Gimbal Tersenyum)

Lanjut Perjalanan

Lanjut Perjalanan


suara suara tukang asongan membangunkan dalam tidur nyenyak ku. ternyata kereta sudah sampai di stasiun surabaya, aku lupa nama stasiunya. waktu itu subuh pukul 04.30. suara adzan subuh yang berasal dari mesjid agung, membuat bulu kuduk q merinding, tiba-tiba suara dering hand phone menghilangkan suasana tenang yang tercipta dari suara adzan. " hallo, net dimana? q sudah sampai di stasiun bang" yaudah, kamu jalan keluar stasiun, oke" q pun langsung bergerak menuju pintu utama stasiun. tanpa susah payah mencari bang ahmad, dia sudah terlihat dari kejauhan karna tubuhnya yang besar itu. pertemuan kami di awali dengan salam dan sebuah pelukan luapan kegilaan. "hahaaaaaaa lu gila net" sebagai ucapan awal dari bang ahmad.
kami pun beregerak menuju rumah sederhana milik bang ahmad yang sedang direnopasi. di sana ada ayah bang ahmad, yang sangat sederhana sekali dari tampilan luarnya, akan tetapi bagiku dia adalah sosok ayah yang bisa membuat anak nya berpikir dan bergerak bebas, sungguh luar biasa. q disambut dengan senyuman dan beberapa makanan khas surabaya sampay makan nasi ala bang ahmad. sungguh nikmat sekali. waktu itu hari jum'at. dan kami merencanakan keberangkatan ke malang setelah jum'atan. sambil menunggu solat jum'at tiba, q rebahkan tubuh q pada kasur yang bercampur debu bata dan suasana kamar seperti kapal pecah untuk beristirahat. dan q pun tertidur pulas. " net bangun, ayo jum'atan" iyah bang, aku mandi dulu". kami berjalan menuju mesjid di seberang jalan berjarak 500 meter. dalam doa setelah sholat jum'at q mengutarakan keinginan ku pada Tuhan. " ya ALLAH beri hamba keselamatan dan kekuatan untuk perjalan hamba menuju puncak mahameru, dan apapun yang hamba lakukan kali ini adalah untuk tafakur alam. dan semoga ini semua adalah salah satu perjalanan menggugurkan kewajiban q akan mencari ilmu dan q bisa lebih baik lagi dalam meniti hidup."
perjalanan kami lanjutkan menuju terminal bungur asih, tapi sebelumnya kami memeriksa kembali barang-barang yang akan dibawa dan menambahi kekurangan-kekurangannya. hgingga pada akhirnya kami pergi ke puskesmas terdekatuntuk memeriksa kesehatan kami dan meminta surat keterangan sehat dari dokter, karna salah satu sarat pendakian adalah melampirhan surat sehat dari dokter. tapi lagi-lagi q kecewa, karna proses mendapatkan surat sehat itu hanya sebatas membeli kertas yang bertanda tangan dokter saja tanpa di periksa dahulu. memang semuanya hanya sebatas pormalitas belaka. karna uang semuanya hancur. jadi wajar saja kesehatan rakyat indonesia tak akan mencapai pada tarap yang baik. karna beberapa dari dokter di negeri ini semata-mata hanya sebagai kedok penggaruk uang saja. dan sumpah yang di lantunkan oleh para dokter kita semata-mata hanya sumpah uang semata. dalam keadaan yang serba aneh di puskesmas kami pun bergegas pulang.
terminal bungur asih (15.15), terminal terbesar di asia tenggara ini menjadi titik kedua dalam perjalanan menuju puncak para dewa. dengan harga tiket Rp14.000.00 kami berangkat menuju terminal arjosari (17.40), kurang lebih dua jam kami tempuh. disana kami istirahat sejenak menunggu angkutan umum yang akan mengankut kami menuju terminal angkutan umum tumpang. samapi maghrib kami menunggu angkutan umum, karna memang sedikit sekali armada yang bergerak dari terminal arjosari menuju pasar tumpang tumpang, tempat persinggahan terkhir kali sebelum memasuki kaki semeru. kami tiba di p. tumpang jam 19.15. rencana awal kami tidur di tumpang, dan besok akan ikut mobile truk yang membawa sayuran menuju daerah dekat post satu ( ranu pane). akan tetapi rencana itu berubah, karna kami bertemu dengan segerombolan pendaki yang rencananya akan berangkat menuju ranu pane langsung dengan menyewa mobile jip. terjadi diskusi kecil dan hasilnya kami ikut bersama mereka. lagi- lagi kami di benturkan pada keuangan. karna uang yang kami miliki sudah tidak cukup lagi, bang ahmad memutuskan menjual handphone nya, dia menyuruh ku untuk menjualnya di konter yang berada di ujug jalan. q pun bergerak menuju konter itu, hingga akhrinya hp terjual dengan harga RP 400.000.00. Kamipun tenang karna ada tambahan dana.

Oleh Ilmi Draja (KopiLiar)

Go Green atau Sok Green?

“Go green bukan hanya sekedar trend” tidak terasa kehidupan dibumi ini berjalan terus menerus layaknya sebuah roda berputar pada porosnya. dengan adanya hal itu, tekhnologi dari zaman ke zaman berkembang semakin canggih mulai dari alat yang sederhana sampai alat transport yang semakin canggih dan pabrik tempat pembuat makanan dan produk-produk yang instant. berangkat dari realita yang ada sekarang bahwa seruan untuk go green kayaknya hanya sekedar gaya hidup atau budaya yang mengekor, banyak sekarang bermunculan organisasi dan komunitas yang menganjurkan untuk go green dan stop global warming tapi pada kenyataannya mereka masih belum paham dan mengerti apa sebenarnya go green dan global warming itu, bahkan yang lebih mengerikan lagi pelaku atau penyeru go green atau global warming itu sendiri melakukan tindakan tindakan yang malah merugikan bumi kita ini.

Nyali di tengah Gunung Sindoro

Pendakian Di Batas Badai Gunung Sindoro



Jogjakarta, 30 desember 2010, waktu telah menunjukan pukul 18.30 wib, satu jam setengah KOMUNITAS KOPI LIAR menuju pemberangkatan ke g.sindoro jawa tengah, masih sibuk aja gw (Oi)  packing sambil cari barang yang harus dibawa n di beli, terakhir kali senter belum ada ditangan, temen2 kopi liar yang lain udah nunggu di pinky kost daerah gamping, memang di situ qt janjian kumpul sebelum pemberangkatan ke temanggung,
setelah barang2 semua siap gw ma vie (cewe satu2nya) berangkat lah ke tempat kumpul terakhir di gamping (di pinky kost) dengan bawa kotak berisi kue ajaib yang khusus qt bawa buat kawan2 (acha kumbolo,gimbal,anet,mose,kincling,jo,kadir,ipunk) yang dah rela nunggu. waktu menunjukan pukul 20.00 saat gw nyampe ke gamping, kawan2  dah kumpul semua,.
sebelum keberangkatan tim menuju temanggung

Setelah 20 menit kita ceck packing trakhir, mulai dari peralatan daki, logistik, pohon ( rencana kita tanam pohon di gunung sindoro),dokumentasi (wajib coz kita narsis semua, apalagi bang ahmad paling narsinnya keliatan), n barang yang lain yang akan kita bawa ke g. sindoro akhirnya setelah qt berdoa disaksiin mbah muji untuk memulai perjalanan malam menuju temanggung (rumahnya bang kadir).21.00 berangkat lah team menuju temanggung.
3 jam perjalanan lebih dari jogjakarta sampai temanggung (sempat jga kita berhenti di alun2 magelang buat makan malam di angkringan).

Pukul 24.00 team nyampe ke rumah bang kadir di temanggung tepat nama dusunnya c lupa lagi (maklumlah pelupa, dah aki2)..setelah istirahat sejenak n kenalan ma seisi rumah (bapak,ibu,mbah'nya bang kadir), oia kita juga dikenalin ma sepiring salak, 2 toples kripik, n satu teko teh manis.. n semua makanan itu ga butuhin waktu lama buat ludes (untung kaga ma piring2nya, maklumnya team kopi liar ga boleh liat makanan, perutnyanya pada ijo semua)..setelah ngobrol nagalor ngidul qt cari tempat masing2 buat istirahat malam itu biar besok pagi badan n pikiran seger kembali..

31 januari 2010 tepatnya pukul 13.00 team kopi liar berangkat menuju titik awal g.sindoro, dengan naik kendaraan mobil bak, sekitar 45 menit perjalanan (sharusnya cuma 30 menit berhubung bang ahmad ikut n dia badannya paling boros jadi team harus sabar 15 menit coz perjalanan terhambat karena kelebihan berat muatan, alhasil si mobil mogok ga kuat naek, n kita terpaksa 3 kali turun dulu buat dorong si mobil)..nasib..nasib..

mobil predator yang tahan banting tapi g nahan deh beratnya kalo ndorong. semangt....!!!
start up to sindoro....pukul 15.00, team kopi liar berkumpul n berdoa sebelum pendakian "semoga dalam perjalanan ini di beri keselamatan n sampai pada tujuan yang akan di capai..amin"..dengan semangat yang membabi buta kitapun memulai perjalan mendaki, track pertama adalah kebun teh yang luas, track ini menanjak sekitar 30 derajat sudut kemiringan di tengah perjalanan hujan gerimis turun n kabut mulai menemani perjalan awal kita..ada yang biasa terjadi dalam pendakian ini yaitu selalu saja ada yang berjalan layaknya keong. lammmmmmbbaaaatt n sebentar2 minum..(faktor pertama adalah kelebihan berat badan n nafasnya selalu kabur...faktor kedua adalah ada salah satu team pendakian kita yang baru pertama kali daki gunung alhasil grogi n menimbulkan sesak nafas n kentut-kentut sepanjang perjalanan). setelah 20 menit pendakian dengan cuaca yang ga bersabat kita sampai pada ujung kebun teh, disitu tepatnya sebuah selter permanen kita membuka alat masak n menghangatkan diri dengan membuat kopi n teh hangat..
tempat berteduh dan istirahat pertama. di balut dengan embun dan segarnya panorama kebun teh

setelah dirasa tubuh mlai menghangat, team kopi liar melanjutkan perjalanan walaupun cuaca masih saja ga bersahabat (hujan,angin besar dan kabut tebal) tapi dengan semangat yang menggebu, cuaca seperti itupun tak kami hiraukan..
kami sedikit demi sedikit, selangkah demi selangkah, senafas demi senafas kami tekadkan semangat kami..
setelah 20 menit perjalanan, kami mulai ritual kopi liar yaitu menanam pohon pertama (pohon sengon)  di gunung sindoro, "mudah2an pohon ini tetap tumbuh dan bermanfaat kelak..amin"..
lokasi penanaman pohon di batas hutan dengan kebun teh.

ritualpun berez sekitar 15 mnit, kamipun lanjut pendakian dengan ditemani cuaca ekstrem yang ga pernah berhenti ,.. ternyata jalur pendakian gunung sindoro dari awal masih sama dengan track cross yaitu sudut kemiringan 30 derajat, dan itu merupakan tantangan buat team..lelah letih pun kami lewati dengan semangat yang ga pernah padam..

setelah perjalanan malam sekitar 6jam tepatnya pukul 23.00 dengan cuaca yang luar biasa ekstrim karena ada badai menghadang. kami sampai pada ketinggian 2500 dpl, sekitar 615 dpl lagi menuju puncak kamipun istirahat sejenak..suasana begitu gelap selama pendakian (penerangan hanya berasal dari senter dan headlamp yang kami bawa) tepat jam 24.00 tanggal 01 januari 2011 awal tahun teampun belum sampai pada puncak sindoro, memang pendakian begitu lambat dikarenakan cuaca yang ga bersahabat dan itu menyebabkan kami banyak sekali istirahat..

pukul 01.00 awal tahun 2011, team sampat pada campground alami jarak tempatnya sekitar 1 jam perjalanan lagi kepuncak sindoro, kami buka tenda untuk istirahat sejenak karena kami sudah lumayan lelah dalam perjalanan..dengan badan basah semua n menggigil kamipun istirahat sampai pagi..
lokasi tenda kopiliar

"memasak di pagi hari dengan menu teri sambal"
3angel
pukul 11.00 kami melanjutkan pendakian ke puncak sindoro (setelah sarapan dengan teri yang asin, yang masaknya pengen kawin tuchh..) diperkjalanan pun cuaca badai masih menghadang, kami sempat terbagi dalam beberapa group dikarenakan untuk keselamatan semua team..sedikit demi sedikit langkah kamipun tidak sia-sia, tepat pukul 13.00 kami sampai di puncak "syukur kami atas pendakian ini."
setelah ritual kopi liar yaitu menanam beberapa pohon di puncak sindoro kamipun dengan khidmat menyanyikan lagu indonesia raya sebagai bukti kecintaan kami terhadap tanah air indonesia raya, kami bertemu dengan 4 pendaki lain yang tersesat dan tidak tahu jalan pulang, dan saat itu kami menawarkan untuk bareng turun kepada mereka (mereka masih SMA n tertinggal dari rombongan mereka).
Tim pendakian kopi liar akhrnya summit di puncak sindoro. (horazz)
ipunk yang sedang menanam pohon di puncak sindoro

pukul 14.30 kami turun dari puncak dengan tambahan 4 orang dan menuju tenda yang smalam kami dirikan untuk checkpaking trakhirdan makan sebelum turun g.sindoro..BAHAYA AIR PERSEDIAAN HABIS!!!! (perlu diketahui bahwa pendakian sindoro kami membawa satu galon air mineral untuk persediaan, karena di g. sindoro selama perjalanan tidak ada sumber mata air)

pukul 17.00 kami pun turun dari g. sindoro dengan ditemani cuaca yang masih saja ekstrim (hujan,angin besar, dan kabut), selangkah demi selangkah kami lewati jalanan turun curam dengan track berupa batu dan tanah licin..dengan tenggorokan yang haus kamipun membasahinya dengan air hujan yang turun.

pukul 21.00 kami berada pada ketinggian 2000dpl, anggota team (devi) mengalami hipotermia tahap satu, akhirnya diapun tidak sadarkan diri, kami semua panik karena posisi cuaca semakin memburuk, kamipun berbagi tugas mulai dari yang menjaga suhu tubuh devi biar tetap hangat sampai yang tugas mendirikan tenda ( walaupun sampai akhirnya tenda gagal didirikan karena angin yang begitu kencang sehingga tenda selalu rubuh), kami semua panik dan kedinginan dengan mental juang yang sedikit terkikis..akhirnya salah satu anggota team (kadir) menemukan aliran air permanen "GORONG-GORONG" dengan diameter sekitar 2 meter, panjang 5meter dan kedalaman sekitar 1,5 meter. kamipun memutuskan untuk masuk kegorong-gorong itu dengan alasan untuk menghindari angin yang begitu kencang dan hujan yang terus-terusan turun dan menghindaribertambahnya korban berjatuhan (saat itu semua team mulai sangat kedinginan)..kami pun semua tidur bertumpuk malam itu digorong-gorong yang basah dan lembab (14 orang masuk kegorong-gorong dengan posisi duduk dan jongkok melewati malam yang sangat dingin dan guyuran hujan yang terus menerus tapi setidaknya kami terhindar dari badai angin yang kencang)

pagi hari angin masih menderu dengan kencangnya, kami dengan sisa tenaga yang adapun mulai bangun dari tempat peristirahatan yang "sangat nyaman" di dalam gororng-gorong, pagi itu kamipun bertemu dengan pendaki lain, setelah bang ahmad  "gocek" sana sini akhirnya kami mendapat pasokan air dan mekanan dari mereka (pasokan tenaga yang luar biasa karena talas rebuspun seperti roti keju rasanya waktu itu.hehehe).
pukul 07.00 01 januari 2011 kami melanjutkan perjalanan turun yang sekitar 3 jam perjlanan lagi, dengan semangat dan tenaga yang tersisa kamipun melangkah., setelah menempuh tida jam perjalanan akhirnya kamipun tiba di bawah..(selter permanen di area perkebunan teh) setelah menempuh perjalanan dari semalam  yang sangat berat karena banyak yang harus kami lewati..
sesampai di selter kamipun istirahat sejenak untuk makan, minum dan memulihkan kondisi fisik kami (diselter itu kita dapat temen lagi 2 orang, mas abri dan temennya) sambil  mengumpulkan sampah yang kami bawa dari atas. setelah istirahat selama beberapa jam mobil jemputanpun datang ( yang bawa ayahnya mas kadir) kamipun pulang kerumah mas kadir yang merupakan selter utama dan paling utama ( karena selter rumah mas kadir adalah tempat....kalian tahulah kita ngapain disana dua hari)..hehehe...pokoknya mantap...

"ALHAMDULILLAH AKHIRNYA PENDAKIANPUN SELESAI DI LEWATI,G. SINDORO ADALAH TITIK KESEKIAN YANG TEAM KOPI LIAR LEWATI, MASIH ADA TITIK-TITIK LAIN YANG HARUS KAMI RANGKAI SEHINGGA TERBENTUKLAHLAH SATU GARIS LURUS MENUJU HAKIKAT KITA SEBAGAI MANUSIA DALAM PERJALANAN MENUJU PUNCAK SESUNGGUHNYA"

SALAM ALAM RAYA......BRAVO TEAM KOPI LIAR (28012011) OiBalakata..jogjakarta.

special thanks to ;
  1. Tuhan yang Maha Esa yang nyiptain alam indonesia begitu indah.
  2. semua anggota team yang ikut ke g.sindoro.
  3. keluarga mas kadir yang dah kami repotkan (matur nuwun sanget nggeh)
  4. temen2 kopi liar yang ga sempet ikut ( pertualangan selanjutnya harus ikut ya).
  5. kawan-kawan komunitas pendaki seluruh indonesia.

Lahirnya Komunitas Kopi Liar

Asal Usul terbentuknya komunitas KopiLiar


Kopi Liar Community terbentuk pada bulan september 2010 lalu di bogor tepatnya di air terjun citaman gunung salak..pada saat itu sekelompok anak muda "oi (bogor),cha ndut (surabaya),nawa (banten),anet (bogor)" yang haus pertualangan bertekad membangun komitment untuk melestarikan alam raya dengan semua kemampuan yang ada..comunitas ini dinamakan kopi liar karena kami suka minum kopi untuk mengeratkan kebersamaan dan comunitas ini terbentuk pada saat kami menikmati kopi di gunung salak itu, memang terasa konyol n sederhana ketika nama "kopi liar" terlahir dalam benak kami nama itu berarti kita berpetualang di alam  liar hanya untuk menikmati "kopi" yang bermakna sebuah sajian minuman rakyat indonesia untuk lebih mempererat tali silaturahmiyang tidak hanya dalam antar sesama manusia tetapi lebih luas silaturahmi dengan alam dan kalo bisa lebih hebat yaitu komunikasi dengan tuhan melalui alam ciptaannya, tafakur n tadabur alam untuk mendekatkan diri terhadap sang pencipta melalui secangkir kopi kebersamaan. "Liar" bukan secara maknawi dasar akan tetapi lebih luas kepada sifat dasar manusia, sifat2 liar yang harus dibendung dan dihilangkan ya dengan cara mengenal keliaran alam itu sendiri agar kita lebih mawas diri dan megenal alam..
saat ini sudah lima bulan team ini lahir, walau masih merangkak n anggotanya masih bisa di hitung oleh jari, masih banyak tempat di indonesia dan dunia yang harus kami "singgahi" walaupun begitu sudah beberapa tempat yang sudah berhasil dijejaki oleh team diantaranya : Ujung kulon, gunung salak, gunng lawu, gunung sindoro..
semoga perjalanan ini tidak berhenti disini saja...karena masih banyak pertualangan liar yang menanti team..
"SESUATU YANG BESAR TIDAK HARUS DIHASILKAN SESUATU YANG BESAR, AKAN TETAPI SATU SATU LANGKAH KECIL ADALAH PIJAKAN AWAL DARI SESUATU YANG BESAR"....BRAVO KOPI LIAR COMUNITY..semoga tetap eksis dalam semua perjalanan..

Ekspedisi Pulau Sempu

Ekspedisi Pulau Sempu


Objek wisata alam yang satu ini memang tidak sebeken obyek lainnya di Jawa Timur Gunung Bromo. Akan tetapi, keistimewaannya sangat unik dan jelas berbeda dari objek-objek wisata lainnya di sana.
Jauh dari kebisingan, suasananya alami, asri dan tidak ada satu pun bangunan yang berdiri di Pulau ini seperti tempat penginapan, rumah makan dan sebagainya. Pulau Sempu, adalah sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah selatan Pulau Jawa. Pulau ini berada dalam wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur. Saat ini Sempu merupakan kawasan cagar alam yang dilindungi oleh pemerintah. Di pulau tersebut ada lebih dari 80 jenis burung yang dilindungi dan juga masih terdapat hewan-hewan lainnya seperti; babi hutan, kancil, juga lutung jawa dan jika beruntung bisa menemui jejak–jejak macan tutul.
Selain berenang para pengunjung juga bisa bersantai dengan bermain voli pantai. Bagi yang menyukai suasana alam yang asli dan jauh dari kebisingan kota, Pulau Sempu merupakan tempat yang pas untuk dikunjungi.
Keunikan berwisata di pulau ini adalah jika air sedang surut kita bisa menyebrang dari Pualu Jawa menuju Pulau Sempu. Pengunjung umumnya menyeberang pergi dan pulang pada pagi dan sore hari, karena penyebrangan hanya bisa dilakukan pada saat-saat itu dan bahkan tidak boleh lebih dari pukul 16.00 sore. Di pulau ini terdapat telaga yang disebut Segara Anakan. Dimana air yang terdapat di telaga ini berasal dari air deburan ombak yang menghantam karang. Sebagian air itu mengalir masuk ke Segara Anakan melalui karang yang berlubang besar di tengahnya.
Jika pengunjung ingin bermalam di sini anda bisa menginap di penginapan–penginapan milik masyarakat di sepanjang jalan menuju Pantai Sendangbiru. Atau bisa juga dengan membuka tenda di Pulau Sempu, namun pengunjung harus meminta izin terlebih dahulu di pos penjagaan di Sendangbiru yang terletak tepat di seberang Pulau Sempu. Hal ini dilakukan demi menjaga kelestarian habitat dan lingkungan sekitar objek wisata Cagar Alam ini.

Untuk melihat video expedition  KopiLiar di Pulau Sempu klik link dibawah ini :
http://www.youtube.com/watch?v=je28cYlam-s
Anggota Tim Ekspedisi :
1. Adi KPJ
2. Achsa Kumbolo
3. Yuli bin Uul
4. Aries
5. Alvian Fendy/ Gimbal tersenyum


berikut photo-photo nya :

"istirahat setelah melakukan aktivitas yang melelahkan"

Menjaring ikan di pulau sempu

memilah ikan . mantap bro ikannya,,,, like this

Aris sedang berpose layaknya putri duyung. prek.com

kekayaan laut yang melimpah, hindari penangkapan ikan dengan bom, disamping membahayakan juga dapat merusak populasi terumbu karang

Pulau sempu nampak dari atas bukit

Inilah Indonesia.... pemandangan yang tak kalahmenganggumkan di bandingkan phuket

Kopi Liar Surabaya

Pesta pantai di malam hari dengan para wisatawan di pinggir pulau, kemeriahan ini  begitu melekat dan akrab ketika  kita menynyikan lagi "anak merdeka" dan "sama-sama"

bulb

Mari memasak

PETE ( Spirit of Java)

Keakraban sesama menjadikan setiap ekspedisi kopi liar selalu menambah relasi yang  menarik

Sempu iam Comming