Perjalanan kali ini menuju Gunung Salak. Gunung yang terkenal dengan misteri alam yang sudah tak jarang kita dengar melalui mulut ke mulut ataupun media. Yah memang belum ada satu tahun kemarin terjadi kecelakaan pesawat sukoi yang menewaskan semua wak kapalnya. Banyak juga terjadi tersesatnya para pendaki di Gunung Salak ini. Entah karena memang lebatnya hutan ini, Persiapan dari para pendaki, maupun mistis yang selalu menyelimuti kawasan Taman Nasional Gunung Salak yang tak lepas setiap harinya. Bisa disimpulkan pegunungan basah, yang hujan hampir setiap hari tak lepas dari kabut tebalnya.
Sore itu keberangkatan kita mulai dari cikalang, pukul 15.00 WIB akhirnya Tim siap untuk menuju perjalanan ke Citaman. Salah satu jalur yang jarang pendaki tau. Dengan doa akhirnya kita berangkat menuju arah citaman. Tak nampak gunung salak dari kejauhan, tak seperti sore kemarin yang gagah perkasa menjulang diantara endapan awan putih. Menempuh 45 menit menggunakan motor tiba akhirnya kita pada ketua RT setempat untuk menitipkan motor.
Dengan doa semua dimulai dan dengan tekad langkah kita pun beranjak untuk meninggalkan rumah itu. Oiya, kali ini tim ada 7 orang pendaki, diantaranya Oi elbarnaz, Achsa Kumbolo, Alvian Fendy, Epeng, Mang Arif, Kiply dan mang Nawa. Tak lama kita meninggalkan dan mulai berjalan tiba pada sebuah sungai kecil yang menjadi batas antar punggungan gunung. Jalur ini memang tanpa perizinan, berbeda dengan jalur cidahu dan cimlati yang memang kita harus bayar perizinan pendakian seperti biasanya. Ya bukan memang kita tidak mau lewat perizinan, tapi memang lewat jalur citaman, jalur yang dekat dari basecamp kopi liar bogor dan tak terlalu memutar jauh ke cidahu.
Ladang penduduk, sekitar 30 menit track awal yang kita lewati. Hingga Gerbang hutan juga telah terlihat di ujung mata. Hijau dan lebat, tak sesekali guratan kabut menyisip di sela-sela pepohonan. Namun salah satu anggota tim ( Cak Ahmad) sudah tak mampu meneruskan perjalanan, karena kondisi yang kurang fit sebelumnya. Hingga akhirnya ia memaksakan untuk turun lagi kebawah untuk mencegah kondisi yang tidak memungkinkan nantinya. Sampai di Gerbang hutan, yaitu gerbang awal kita nantinya menapaki hutan lebat dengan pohon yang menjulang tinggi. Dan jalur ini titik temu dari jalur Cidahu. Setelah track aspal cidahu, masuk gerbang hutan.
Setelah magrib kita lanjut track malam dari gerbang hutan ini, menuju Lapangan sebelum mata air. Karena kita tidak mau memaksakan perjalanan malam untuk resiko tinggi nantinya. Tak lama kemudian akhirnya kita tiba di lapangan, sebuah tempat yan luas jadi kita sebut lapangan. Tempat ini memang enak untuk bertenda, karena tak jauh dari mata air. Sekitar 10 menit ke atas mengambil mata air dari peralon milik perairan penduduk setempat yang sengaja dibuat lubang keccil untuk mengambil air. Tendapun berdiri, malam pun kita selesaikan disini dengan obrolan panjang. Tak luppa rokok dan suaminya Kopi tak lari dari hadapan kita menemani malam yang panjang ini.
Ternyata di lapangan ini juga masih ada sinyal, walau terkadang putus-putus namun kita sempat online dan smsan di camp 1 ini. Ya kalo pengen kangen2nan sama yang di bawah bisa lah disini. Sampai pukul 22.00 WIB akhirnya kita tak mampu mengalahkan malam, pintu tenda mulai tertutup, istirahat sejenak untuk melakukan summit attack keesokan paginnya. Suara hembus angin dan rintihan gareng pong kalau saya menyebutnya, dengan suara seperti jangkrik tapi panjang.
Pagi hari pun tiba, sekitar pukul 07.00 WIB pintu tenda sedikit berderik untuk dibuka kembali. Tak lama semua tim juga mulai mengangkat tubuh mereka untuk sejenak keluar menghirup udara pagi itu. Kopi dan sebatang rokok menjadi menu wajib yang tetap setia menemani kita. Dan 1 jam kemudian menu kita pagi itu telah siap. Kentang goreng, nasi uduk, dan Sayur mayur dibuat telah siap berbaring di hamparan luas plastik hitam.
Pukul 09.00 WIB, keberangkatan menuju Puncak Gunung Salak , yaitu puncak manik dengan ketingian 2210mdpl. Track awal yang kita lalui memang agak begitu landai, namun setelah mata air ke atas jalur mulai becek dan basah. Akar-akar yang besar menerjang batas melewati jalur setapak ini. Akhirnya stelah 3 jam berjalan kita tiba di puncak manik, puncak 1 salak dengan ketinggian 2500mdpl. Menginjakkan kaki di puncak sekitar pukul 12.00 wib, dengan sambutan rintihan hujan yang mengantarkan kita ke puncak manik.
Terlihat sebuah makam ..... yang masih rapih tertata di sebelah puncak manik.
Tak lama kabut itupun membawa kami ke sebelah sisi timur puncak, yang tak jauh dari makam. Dengan membentangkan plesit, akhirnya kopi dan bekal cemilan roti yang kita bawa dari bawah menemani kita dengan guyuran hujan siang itu. Indonesia raya pun berkumandang dengan lantangnnya di puncak manik yang memang jarang pendaki menjamah puncak ini.
Di sebelah puncak yang kita lewati juga masih ada petugas yang menjaga sisia-sisa sukhoi kemarin, mereka mengambil bangkai pesawat dan membawa nya turun untuk di amankan. Sekitar pukul 14.00 wib, kita akhirnya turun karena menghindari perjalanan malam saat pulang. Langkah cepat mengawali perjalanan turun kita. Dan tak lama tiba di tenda dengan keringat yang menetes.
Para Ranger KOPILIAR |
In The Night |
Saatnya meracik bumbu |
mari makan... |
sumber mata air, dari pipa air penduduk |
Puncak Salak 1 (2210mdpl) |
track menuju puncak |
pos 6 |
oleh : AlvianFendyT @gimbaltersenyum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar